Perawatan Korban Kekerasan Seksual
Perawatan pasien korban kekerasan seksual adalah asien yang mengalami pasca tindakan kekerasan seksual yang menimbulkan dampak fisik, psikologis, social, serta spiritual yang harus diatasi dengan memperhatikan kebutuhan holistic melalui pelayanan secara komprehensif yang bersifat individual.
Tujuan
1. Meningkatkan tehnik komunikasi terapeutik.
2. Membantu pasien untuk bisa menerima keadaan dirinya.
3. Melakukan pendekatan dan membangun kepercayaan diri.
4. Memberikan semangat kembali secara spiritual.
5. Pasien bisa terbuka untuk mengungkapkan kodnisi dirinya.
Kebijakan
Sesuai Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Nomor Tahun Tentang Pelayanan Resiko Tinggi.
Prosedur
1. Perawat melakukan cuci tangan sesuai prosedur dengan hand scrub.
2. Perawat mengucapkan salam dan memperkenalkan diri pada pasien dan keluarga.
3. Perawat melakukan identifikasi pasien.
4. Perawat menciptakan suasana yang mendukung untuk melakuka wawancara.
5. Perawat melakukan pengkajian dan analisa masalah :
a. Masalah psikologis
b. Masalah sosial
c. Masalah fisik
d. Masalah spiritual
6. Perawat melakukan pendekatan secara kekeluargaan dan bangun kepercayaan dan melibatkan keluarga dalam proses perawatan pasien, serta pastikan kerahasiaan pasien terjamin ( dokumentasi dan staff yang terkait).
7. Bila pasien mengalami masalah psikologis :
a. Perawat menciptakan suasan yang mendukung, sehinggal pasien mengungkapkan masalahnya secara terbuka.
b. Perawat melakukan komunikasi secara terapeutik dan memberikan waktu yang memadai, kesan tidak terburu-buru.
c. Perawat meyakinkan kepada pasien bahwa kerahasiaan terjamin (dokumentasi dan staff terkait).
d. Jika pasien mengalami gangguan dalam mekanisme koping, anjurkan DPJP untuk konsul ke psikolog.
e. Perawat melibatkan keluarga dalam proses perawatan.
f. Perawat memberikan pertanyaan bersifat hangat dan tidak menghakimi.
g. Perawat kolaborasi dengan DPJP untuk mendapatkan terapi.
8. Bila pasien mengalami masalah sosial :
a. Perawat melakukan perkenalan dan mengucapkan salam setiap kali berinterksi dengan pasien.
b. Perawat menciptakan lingkungan yang kondusif.
c. Perawat membina hubungn saling percaya.
d. Perawat melibatkan keluarga pasien untuk memotivasi pasien dan hindarkan kesan menghakimi.
e. Perawat menerima kondisi pasien sesuai dengan masalah yang dialami (diskusi tentang kelebihan yang dimiliki pasien).
9. Bila pasien mengalami masalah spiritual :
a. Perawat mengkaji masalah pasien yang berhbungan dengan spiritual.
b. Perawat mendampingi pasien untuk berdoa bersama.
c. Perawat memberikan sarana buku atau majalah tentang spiritual dan libatkan pemuka agama untuk memberikan pelayanan rohani, serta libatkan keluarga dalam pendekatan spiritual.
10. Bila pasien mengalami gangguan fisik :
a. Perawat melakukan kajian fisik
b. Dokter DPJP melakukan pemeriksaan fisik(apakah ada cidera)
c. Perawat mendokumentasikan hasil dari pemeriksaan.
d. Perawat melakukan pelayanan perawatan secara holistik.
11. Perawat melakukan kolaborasidengan dokter mengenai terapi.
Unit Terkait
1. Instalasi Gawat Darurat
2. Unit Rawat Jalan
3. Unit Rawat Inap Umum
4. Unit Rawat Inap Bersalin
5. Unit Rawat Inap Khusus (Isolasi)
6. Unit Rawat Inap Intensif ( Critical Care )
Dowload SPO Perawatan Pasien Korban Kekerasan Seksual Versi MS Word