Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

SPO Asuhan Persalinan Normal

Pengertian Asuhan Persalinan Normal

Asuhan Persalinan Normal adalah Persalinan pada presentasi belakang kepala dengan lama kala 1 antara 8-14 jam dan berakhir dengan kelahiran bayi tanpa memerlukan bantuan alat (vakum atau cunam).

Tujuan Asuhan Persalinan Normal

  1. Sebagai acuan dalam melakukan prosedur asuhan persalinan normal sehingga ibu dan bayi selamat.
  2. Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi

Kebijakan Asuhan Persalinan Normal

  1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
  2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
  3. Sesuai Surat Keputusan Direktur Tentang kebijakan PONEK

Prosedur Asuhan Persalinan Normal

1. Observasi tanda dan gejala kala II

Keinginan ibu untuk meneran, tekanan yang meningkat pada rectum dan vagina, perineum menonjol, vulva-vagina dan sfingter anal membuka

2. Menyiapkan pertolongan persalinan

  • Kelengkapan peralatan dan obat-obat esensial untuk menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi ibu dan bayi baru lahir, menggelar handuk/kain kering diatas perut ibu, partus set (klem lurus, ½ kocher, gunting, spuit,oksitosin 10 unit, balon suction, handscoon steril, kasa steril, kateter ), hecting set (needle holder, jarum, benang catgut), kelengkapan diri dan alat pelindung diri (apron plastik, masker, handscoon,sepatu boot), perlengkapan bayi (kain kering, klem tali pusat, baju bayi)
  • Cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan tangan dengan handuk bersih dan kering
  • Pakai sarung tangan DTT untuk pemeriksaan dalam

3. Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik

  • Bersihkan vulva dan perineum dengan kasa DTT ,
  • Lakukan pemeriksaan dalam untuk menentukan pembukaan, jika pembukaan sudah lengkap namun selaput ketuban belum pecah, lakukan amniotomi
  • Periksa DJJ bayi saat relaksasi uterus
  • Dokumentasikan penilaian dalam partograf.

4. Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses bimbingan meneran

• Beritahu keluarga bahwa ibu segera melakukan persalinan, ajak dan edukasi keluarga untuk ikut serta dalam membantu penolong untuk memimpin meneran
• Lakukan bimbingan meneran (ajarkan proses meneran efektif, istirahat diantara kontraksi, beri asupan cairan peroral, nilai DJJ setiap selesai kontraksi, rujuk bila dalam 2 jam (primi gravida) atau 1 jam (pada multigravida) bayi belum lahir.
• Anjurkan ibu berjalan atau miring ke kiri jika belum ada dorongan meneran dalam 60 menit

5. Persiapan pertolongan bayi

• Setelah tampak kepala bayi crowning, lindungi perineum dengan satu tangan, tangan yang lain menahan kepala gerakan defleksi kepala bayi
• Periksa lilitan tali pusat, jika melilit kepala bayi secara longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala bayi, jika lilitan kuat, klem tali pusat di dua tempat dan potong diantaranya.
• Tunggu kepala bayi paksi luar spontan secara sempurna
• Setelah paksi luar, pegang secara biparietal, dengan lembut gerakan kearah posterior dan distal hingga bahu anterior
muncul, kemudian gerakan kearah anterior untuk melahirkan bahu belakang.
• Setelah bahu lahir, sangga kepala dan bahu bayi, gunakan tangan yang diatas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas, lanjut ke punggung, bokong, tungkai dan kaki. Masukan telunjuk diantara kaki dan pegang masing-masing mata kaki dengan ibu jari lainnya.

6. Penanganan bayi baru lahir

• Lakukan penilaian awal bayi baru lahir (cukup bulan, cairan ketuban jernih atau bercampur mekonium, menangis kuat atau bernapas spontan dan gerak aktif)
• Bila bayi bugar, keringkan seluruh tubuh kecuali tangan, hangatkan bayi kemudian letakan bayi diatas perut ibu .
• Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus
• Informasikan kepada ibu bahwa ia akan disuntikan oksitosin agar uterus berkontraksi baik
• Setelah 1 menit bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit IM di 1/3 paha atas distal lateral.
• Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong seluruh isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat 2cm distal dari klem pertama
• Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit, lakukan pengguntingan diantara 2 klem tersebut, iakt tali pusat dengan benang DTT, lepaskan klem dan masukan ke dalam wadah larutan klorin.
• Letakan bayi tengkurap di dada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel di dada/perut ibu. Usahakan kepala bayi berada diantara payudara ibu dengan posisi kepala lebih rendah dari puting payudara ibu. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di Di kepala bayi

7. Penatalaksanaan aktif persalinan kala III

• Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
• Letakan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu, tepat diatas tulang pubis dan menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus. Memegang tali pusat dan klem dengan tangan yang lain
• Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakang atas secara hati-hati. Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik. Hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur diatas. (jika uterus tidak berkontraksi, minta ibu atau anggota keluarga untuk melakukan rangsangan puting susu)
• Mengeluarkan plasenta : lakukan penegangan dan dorongan dorso-kranial hingga plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantan dan kemudian ke arah atas, mengikuti poros jalan lahir (tangan kiri tetap melakukan tekanan dorso kranial)
• Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10 dari vulva
• Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan tali pusat selama 15 menit : ulangi pemberian oksitosin 10 unit IM, menilai kandung kemih dan kateterisasi kandung kemih dengan menggunakan teknik aseptik, meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan, mengulangi penegangan tali pusat terkendali 15 menit berikutnya, merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit sejak kelahiran bayi
Jika plasenta muncul di introitus vagina, lanjutkan kelahiran plasenta dengan kedua tangan. Memegang plasenta dengan dua tangan dan dengan hati-hati memutar plaenta hingga selaput ketuban terpilin. Dengan lembut dan perlahan melahirkan selaput ketuban tersebut, tempatkan pada wadah yang disediakan.
• Pemijatan uterus : segera setelah plasenta lahir, melakukan masase uterus, meletakan telapak tangan di fundus dan melakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga utersu berkontraksi .
• Lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus tidak berkontraksi setelah 15 detik masase.

8. Menilai perdarahan

• Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh
• Masukan plasenta kedalam tempat khusus
• Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera menjahit laserasi yang mengalami perdarahan aktif.

9. Melakukan prosedur pasca persalinan

  • Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan per vaginam
  • Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit satu jam
  • Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusu dini dalam waktu 30-60 menit.
  • Menyusu pertama biasanya berlangsung sekita 10-15 menit. Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah berhasil menyusu
  • Setelah satu jam, lakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir, beri antibiotika salep mata pencegahan dan vit K 1 mg IM di paha kiri anterolateral Setelah satu jam pemeberian vit k, berikan suntikan Hepatitis B0 di paha kanan anerolateral
  • Letakan kembali bayi pada dada ibu bila belum berhasil menyusu dalam 1 jam pertama.
  • Evaluasi : melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan pervaginam :
  • 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan
  • Setiap 15 menit pada 1 jam pertama
  • Setiap 20-30 menit pada jam kedua
  • Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melakukan perawatan yang sesuai untuk menatalaksana Atonia uteri
  • Mengajarkan pada ibu atau keluarga bagaimana melakukan masase uterus dan memeriksa kontraksi uterus
  • Evaluasi dan estimasi jumlah perdarahan
  • Memeriksa tekanan darah, nadi dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua
  • Memeriksa temperatur tubuh ibu setiap jam selama 2 jam pertama
  • Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal
  • Periksa kembali keadaan bayi
  • Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin untuk dekontaminasi (10 menit), kemudian cuci dan bilas peralatan
  • Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah
  • Bersihkan ibu menggunakan air DTT. Bersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu berpakaian
  • Bantu ibu memberi ASI . anjurkan keluarga untuk memberi ibu makan dan minum.
  • Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%
  • Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin, lepaskan secara terbalik dan rendam
  • Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir
  • Lengkapi partograf, lakukan asuhan kala IV

Unit Terkait

  • Ruang Bersalin
  • Ruang Rawat Bersalin

Donwload SPO Asuhan Persalinan Normal pada tautan dibawah ini.